Banyak orang mengira menulis copywriting untuk sebuah iklan adalah sekadar menulis. Padahal copywriting untuk iklan memiliki disiplin ilmu yang berbeda dari penulisan naskah pada umumnya. Beberapa pengalaman menangani permintaan untuk membuat copywriting untuk materi iklan membuat kami paham, bahwa tidak bisa asal atau bahkan mengarang.
Mengapa demikian? Karena di turnbacklink.com, kami percaya, setiap konten yang dibuat, memiliki tujuan tersendiri, terutama untuk konten berbentuk tulisan. Dan saat sebuah tulisan digunakan untuk tujuan yang berbeda, maka ruh yang ada didalam konten tersebut tidak akan bisa memengaruhi orang yang membacanya.
Terlebih, untuk sebuah tulisan dalam iklan, jika memaksa atau serampangan, bukan cuan yang datang. Oleh karena itu, kita perlu pahami hal-hal yang harus dihindari saat menulis copywriting terutama untuk materi iklan.
Pengertian Copywriting untuk iklan
Copywriting untuk iklan perlu ditulis dengan baik, menggunakan formula yang ciamik, sudah menggunakan headline yang mengejutkan, dan juga seruan aksi yang sulit untuk ditolak. Sehingga iklan yang menampilkan tulisan kita tadi menggoda dan membuat calon konsumen menjadi tertarik dengan solusi yang kita berikan. Tidak ada lagi kata ragu untuk mengambil keputusan.
Karena tujuan tersebut, sebaiknya kita mencoba menghindari kesalahan-kesalahan berikut ini dalam pembuatan materi tulisan, ada apa saja?
1. Hindari Terjadi Salah ketik
Kesalahan mengetik dalam sebuah teks iklan adalah sebuah bencana. Salah ketik atau saltik tidak hanya membuat prospek jadi ragu, tapi malah membuat dia merasa tidak percaya dengan iklan yang dilihat karena dianggap tidak profesional.
Dalam benaknya,”kok membuat tulisan saja salah.”
Akibat kesalahan ketik, dari yang mulanya sudah yakin menjadi gelisah bahkan takut untuk memutuskan. Di kasus tertentu pembaca malah bisa merasa marah karena kesalahan ketik yang terjadi sangat fatal.
Oleh karena itu, sebagai penulis wara kita harus benar-benar bisa menghindari salah ketik. Supaya tidak menjadi bencana copywriting yang merusak reputasi Brand dan juga penulis iklan.
Untuk mencegah salah ketik, ketika menulis copywriting kamu harus berulang kali untuk memeriksa teks yang sudah ditulis. Kamu harus berulang kali membaca dan melafalkan naskah iklan agar tidak ada lagi kesalahan ketik. Kesalahan ketik adalah bencana besar yang harus dihindari sepenuhnya.
Baca : Ikuti 5 Tips membuat artikel agar tulisanmu muncul di Google dengan mudah
2. Tidak ada seruan aksi untuk memancing minat
Apa itu seruan aksi? Seruan aksi atau call to actions adalah ajakan pada prospek yang membaca iklan kita untuk melakukan sesuatu.
Kenapa seruan aksi ini penting? Sebab dalam iklan, audiens atau pembaca harus tahu apa yang selanjutnya harus dia lakukan. Lalu jika ternyata tidak ada seruang aksi, iklan yang sudah disampaikan hanya akan menjadi tontonan tanpa ada tindak lanjut. Itu artinya, Brand menyia-nyiakan perhatian yang diberikan audiens.
Bayangkan prospek sudah tertarik, dia sudah penasaran, dia sudah ingin tawaran yang kamu sampaikan, tetapi kok malah tidak diajak melakukan aksi apapun. Ini bisa membuat dia bingung untuk beritindak dan akhirnya pergi tanpa melakukan apa-apa.
Ibaratnya prospek sudah hot dan panas berhasrat untuk menggunakan produk atau jasa, tapi ternyata naskah iklan yang dia baca tidak untuk menyelesaikan masalahnya. Akhirnya menguap sia-sia dan prospek kembali menjadi dingin. Sayang sekali bukan?
Nah, untuk menghindarinya, pastikan kita menulis copywriting yan memiliki seruan aksi yang jelas. Tuliskan call to action lebih awal agar kita tidak lupa untuk mengarahkan calon pembeli pada tawaran yang kita miliki.
Call to action sangat penting untuk membujuk karena di sanalah ujung dari pesan copywriting yang kita sampaikan.
3. Salah bahasa
Bencana yang terakhir yang sering dialami saat menulis copywriting adalah salah bahasa.
Kesalahan bahasa adalah kesalahan yang cukup fatal ketika copywriting ditujukan untuk audiens atau prospek yang tidak tepat. Kesalahan bahasa ini meliputi kesalahan memilih diksi, kesalahan memilih gaya bahasa dan juga kesalahan membangun konteks.
Kesalahan bahasa biasanya terjadi ketika kita tidak benar-benar memahami untuk siapa copywriting ditujukan.
Contohnya adalah seperti kita menulis copywriting untuk seorang lansia, namun kita menulis dengan bahasa anak muda. Bayangkan kita menulis produk diaper lansia dengan bahasa sapaan seperti kamu, elu, ente dan sapaan-sapaan yang kurang hormat lainnya.
Dalam copywriting pemilihan bahasa begitu penting sesuai dengan target pembeli.
Misalnya lagi, kamu tidak mungkin menggunakan bahasa Indonesia jika sedang menyasar pembeli orang asing. Kita perlu menulis copywriting dengan bahasa yang dia pahami, misalnya bahasa Inggris, agar orang asing itu bisa mengerti apa yang sedang kita tawarkan.
Kesesuaian bahasa akan mempermudah kita membujuk seseorang menjadi pembeli, kecocokan bahasa juga akan membuat copywriting yang kita sampaikan menjadi lebih akrab dan lebih dekat dengan calon pembeli. Jangan sampai naskah iklan yang kita tulis malah membuat pembaca merasa dihinakan. Apalagi merasa diprovokasi dan akhirnya marah.
Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu berkaitan dengan sebuah kelab malam yang membuat iklan kontroversial.
Nah, untuk memahami bahasa yang tepat, mulai sekarang kamu perlu perhatikan lagi dan lebih berempati dengan audiens. Seperti apa bahasa sehari-hari mereka dan bagaimana bisa membangun keakraban dengannya melalui penulisan iklan yang pas.
Tiga hal ini adalah hal mendasar yang perlu kamu perhatikan saat menulis naskah iklan. Jangan sampai kamu melakukan kesalahan lalu akhirnya menjadi bencana untuk Brand. Prospek pergi, produk tidak terjual, bisa-bisa malah kamu sebagai penulis naskah yang mendapat peringatan.
Jadi selalu periksa ulang copywriting yang kita tulis dan perhatikan prinsip-prinsip penting pada copywriting. Pastikan copywriting yang kita tulis sudah cukup sempurna dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang serius.
Tipsnya adalah, tulis copywriting dengan cepat, lalu edit, kemudian lafalkan dengan lisan. Bila copywriting yang kita tulis ternyata saat dilafalkan terdengar ada yang janggal, bisa jadi tulisan perlu diubah dan disesuaikan kembali.
Bagaimana? Sudah mengerti apa yang harus diperhatikan ketika menulis copywriting? Semoga bermanfaat ya.